Panduan Hosting & Domain Gratis
Sebetulnya memiliki dan memaintenance situs web yang dititipkan di server gratisan
memang sangat tepat untuk “mendidik” skill kita dalam memaintenance
sebuah situs. Pertama, tentu saja karena gratis. Kedua, karena platform
database dan scripting diaplikasikan dengan standar konfigurasi yang
sangat umum di server-server lainnya – jadi kita tak perlu terlalu
kuatir dengan kompatibilitasnya kalau suatu saat harus bermigrasi ke
layanan shared hosting komersial. Ketiga, hosting gratis mengajarkan kita untuk lebih disiplin dan berhati-hati.
Khusus poin ketiga, saya punya cerita yg masih baru terjadi hari ini.
Rekan saya punya situs bookmarking yang dititipkan di WHI.
Bagi yg belum tau, WHI itu sebetulnya menggunakan server yg sama dengan
idHostinger dari grup server cluster datacenter Hostinger. Kalau tak
salah, datacenternya masih tetanggaan dengan BurstNet. Nah, karena
kurang hati-hati eksekusi script, pagi tadi melebihi server load yg
diijinkan. Agaknya ia membuat looping terus-menerus yang memberatkan
kinerja mesin PHP. Mak jgrek, langsung keluar halaman error 403. Dan tak
lama kemudian ia terima email kalau accountnya disuspend dan diancam bakal dihapus. Alamak…!
Buru-buru saya kontak administratornya WHI via ticket, memohon maaf,
dan memastikan kalau kejadian seperti itu tak bakal terulangi. Beberapa
menit kemudian, account teman saya bisa kembali aktif. Syukurlah.
Kejadian macam itu kalau di server shared hosting komersial, biasanya
akan dibiarkan. Kecuali, kalau benar-benar terasa memperlambat kinerja
server.
Setau saya memang ada limit waktu untuk membatasi eksekusi script di
mesin PHP, jadi kejadian macam itu terbatasi dengan sendirinya. Tapi
bisa dibayangkan kalau keadian seperti itu terjadi berkali-kali, dari
berbagai account, di satu server. Dan saya mafhum kalau server hosting
gratisan menampung jumlah jauh lebih banyak dari hosting biasa. Apalagi
ada kemungkinan kalau sebagian besar penggunanya adalah pengguna hosting
pemula yang hobinya memang trial and error.
Ya, itu membuat saya tau kalau sistem hosting gratisan
memang lebih strict dan intoleran terhadap hal-hal yg dianggap bisa
mengganggu stabilitas servernya. Jangankan dipakai untuk aplikasi
robot2an atau nyepam, dipakai resourcenya untuk error saja tak boleh!
Terus, ada unsur “gambling” kalau kita mendaftar pakai server dari Hostinger.
Saya bilang gambling, karena di server cluster dengan banyak sekali
server itu, pengguna gratisan adalah anak tiri. So, kalau kebetulan
dapat server yang bagus ya syukur. Tapi kalau pas ketiban jatuh di
server yg kinerjanya buruk ya…., segera hapus account dan mendaftarlah
kembali (dengan harapan dapat “undian” dimasukkan ke server yg bagus).
Kalau menempuh cara ini, catatlah IP server Anda yg dulu, jadi tau kalau
mendaftar baru dapat di server yg baru atau balik lagi ke server lama.
Dan catatlah ini: kalau pengunjung situs Anda sudah di atas 500 uv
per hari, segeralah menabung untuk membeli jasa komersial atau upgrade
layanan. Karena, pengalaman dari kawan yg lain, accountnya sering
disuspend ketika suatu hari pengunjung situsnya melejit ke angka
3000-an.
Lagipula merupakan kesalahan kalau Anda tak bisa mendayagunakan angka 500 uv/hari untuk mulai cari income dari situs blog Anda
Alternatif Hosting Gratis selain BYEThost dan 000webhost
Pertama, saya sebetulnya bukanlah fans berat layanan hosting
gratis. Account hosting gratisan biasanya saya gunakan sebagai lahan
bereksperimen, atau menghost situs2 yg tak terlalu penting. Dalam hal
SEO, adalah penting juga untuk menempatkan situs di network/datacener yg
berbeda, sehingga search engine akan menganggapnya sebagai situs yg
samasekali berbeda dengan situs-situs ang direferensikannya melalui
backlink.
Walau situs yg saya taruh di account gratisan adalah situs2 kelas bawah, masalah yg ada di BYEThost belakangan ini sangatlah mengganggu.
Byethost menawarkan 5500 MB disk space dan 200 GB bandwith gratis.
Satu account bisa menggunakan hingga 50 domain dengan paket hosting
gratis. Unlimited akun email POP3 dan banyak lagi. Saya sudah
menggunakan BYEThost selama setahun lebih dan tak banyak mengalami
downtime. Tapi jangan dilupakan juga, BYEThost tidak mengatakan aturan
yang penting bagi Anda. Mereka tidak memberitahu Anda bahwa mereka
membatasi penggunaan CPU dari website Anda. Jika situs Web Anda melewati
batas CPU, maka situs Anda akan dihentikan tanpa pemberitahuan
sebelumnya. Mereka bahkan tidak memberitahu Anda bahwa mereka telah
memblokir situs Anda. Ini adalah sesuatu yang saya tidak suka.
Untuk segera memindahkan account we BYEThost saya ke hostingan gratis
lainnya, saya mempertimbangkan situs-situs ini (000webhost tak lagi
saya lirik karena lambat sekali):
- Freehostia menawarkan ruang disk 250 MB dan 6 GB bandwith gratis. Fitur termasuk installer fantastico, gratis account email POP3, database MySQL dan banyak lagi. Mereka juga memiliki batasan penggunaan CPU per account. Mereka memberitahu Anda tentang hal ini dan mereka mendorong Anda untuk melihat statistk CPU secara teratur. Staf support mereka memainkan peran penting dalam perusahaan ini. Waktu respon rata-rata sekitar 2 sampai 3 menit. Perhatian macam itu sangat jarang untuk anggota gratis dari provider lainnya. Sampai saat uptime adalah 100%.
- Astahost adalah perusahaan hosting berbasis komunitas. Astahost menawarkan 500 MB disk space dan bandwidth 10000 MB. Sebenarnya, Astahost bukan perusahaan webhosting gratis dalam arti yang lebih luas. Astahost mengharuskan Anda untuk menjadi anggota aktif dalam forum mereka. Dengan posting di forum Anda akan memperoleh kredit yang dapat dikonversi menjadi uang, dengan mana Anda dapat ‘membeli’ webhosting. Webhosting gratis Astahost di-host di server yg sama dengan webhosting berbayar. Oleh karena itu, uptime dan kecepatan yang sangat baik. Astahost adalah pilihan kedua saya setelah Freehostia.